Sabtu (30/8), Rumah Zakat, Infaq, dan Shadaqah Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kegiatan pengarahan bagi mahasiswa penerima Program Beasiswa Tunjangan Hidup (PTH), beasiswa akhir studi, serta relawan angkatan ke-35. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Utama Masjid Kampus UGM dengan penuh antusiasme dari para peserta.
Pengarahan rutin yang dilaksanakan setiap awal semester ini bertujuan untuk memberikan motivasi, wawasan, sekaligus arahan teknis mengenai kegiatan berbagi kebaikan melalui zakat. Sejumlah mahasiswa juga aktif mengajukan pertanyaan seputar penyaluran zakat dan pengelolaan dana zakat yang dijalankan oleh Rumah ZIS UGM.

Direktur Operasional Rumah ZIS UGM, Taufikur Rahman, S.E., M.B.A., Ak., CA, selaku narasumber, menegaskan pentingnya mahasiswa UGM mengambil peran dalam kegiatan berbagi kebaikan melalui zakat. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, tetapi juga cara untuk menumbuhkan sikap hidup positif. “Mahasiswa perlu memiliki sikap pantang menyerah, banyak bersyukur, bersemangat, dan kaya dalam arti mudah berbagi dengan sesama,” ungkapnya.
Selain itu, mahasiswa diajak untuk peduli kepada mustahik binaan Rumah ZIS UGM, seperti dhuafa tunanetra dan tunadaksa. Kepedulian tidak hanya melalui penyaluran zakat, tetapi juga lewat interaksi, bercengkerama, dan mengingatkan mustahik agar senantiasa menjaga akidah, termasuk salat lima waktu.

Dalam arahannya, Pak Taufikur juga mengingatkan agar mahasiswa tidak putus asa menghadapi masalah pribadi maupun akademik. Rumah ZIS UGM siap mendampingi mahasiswa, termasuk yang tengah terjerat pinjaman online (pinjol), mengalami disorientasi mental, atau menghadapi tekanan lain. Sebagai bentuk dukungan, Rumah ZIS UGM menyediakan beasiswa PTH untuk mahasiswa semester 1 hingga semester 8 dan beasiswa akhir studi untuk mahasiswa semester 9 hingga 14. Program ini bertujuan membantu mahasiswa menyelesaikan pendidikan tepat waktu serta mengurangi risiko drop out.
Mahasiswa juga diarahkan untuk belajar mengelola keuangan sejak dini, salah satunya dengan menabung, agar kelak bisa menjadi muzaki. Tidak hanya itu, mereka diajak aktif mengikuti kegiatan di Masjid Kampus UGM maupun Masjid Mardliyyah Islamic Center, seperti kajian, buka puasa Senin-Kamis, Jum’at Berkah, hingga kegiatan relawan dan part-time staf.

Rumah ZIS UGM menegaskan bahwa mahasiswa tidak dibatasi untuk memperoleh beasiswa lain dari institusi eksternal. Sejak awal berdiri, beasiswa Rumah ZIS UGM bersifat sebagai dana pendukung, terutama bagi mahasiswa penerima Bidikmisi atau kini dikenal dengan KIPK. Mahasiswa juga diajak untuk mengasah keterampilan, termasuk belajar bahasa Inggris, demi membuka peluang lebih luas, bahkan hingga meraih beasiswa luar negeri.
Dalam kesempatan itu, Pak Taufikur menyinggung perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI). Ia mengingatkan mahasiswa agar tidak tergantung secara berlebihan dan tetap berpikir kritis dalam penggunaannya. “Gunakan AI secara bijak, jangan sampai menyalahgunakannya,” pesannya.
Sebagai penutup, mahasiswa ditunjukkan peta mustahik Rumah ZIS UGM melalui website resmi. Peta tersebut menampilkan titik penyaluran zakat, mulai dari dhuafa tunanetra dan tunadaksa, pelajar SLB Yapenas, hingga mitra warung sembako. Mahasiswa penerima beasiswa juga diajak mengajak teman jurusan, organisasi daerah, maupun kelompoknya untuk ikut dalam kegiatan penyaluran zakat. Dengan begitu, mereka diharapkan lebih terbuka pikirannya, lebih semangat, dan lebih siap menghadapi tantangan ke depan.
Foto & penulis: Deski Jayantoro