Indonesia, dengan kekayaan demografinya, menyimpan potensi besar sekaligus tantangan yang tak kalah besar. Urbanisasi, ketimpangan pembangunan, hingga pengangguran menjadi isu nyata yang membutuhkan perhatian. Dalam kajian bertema “Pembangunan dari Pinggiran: Sebuah Refleksi Kepemudaan”, Habib Ir. Nabil Almusawa mengajak kita merenungkan peran pemuda dan nilai-nilai Islam sebagai solusi strategis untuk mengatasi tantangan tersebut.
Acara yang digelar oleh Jama'ah Shalahuddin, Masjid Kampus UGM, dan RUMAH ZIS UGM ini menyuguhkan perspektif menarik tentang bagaimana semangat kepemudaan dan ajaran Islam dapat menjadi pilar perubahan, khususnya bagi daerah-daerah pinggiran yang sering terabaikan.
Islam dan Tantangan Demografi
Habib Nabil membuka pembahasannya dengan data yang menunjukkan betapa padatnya konsentrasi penduduk di kota-kota besar. Fenomena urbanisasi ini memunculkan berbagai persoalan, mulai dari tekanan sosial hingga ketimpangan pembangunan.
Menurutnya, solusi utama adalah pembangunan daerah yang holistik. Pendekatan ini akan mengurangi beban kota dan memberikan kesempatan bagi daerah untuk berkembang. Dalam Islam, pembangunan ini berakar pada nilai produktivitas. Rasulullah SAW adalah teladan dalam bekerja keras dengan profesionalisme dan dedikasi, sebuah prinsip yang sangat relevan untuk mengatasi rendahnya kualitas SDM di Indonesia, termasuk persoalan stunting dan rendahnya akses pendidikan.
Manajemen Waktu: Rahasia Produktivitas
Habib Nabil menyoroti pentingnya manajemen waktu, dengan mengambil inspirasi dari kehidupan ulama terdahulu. Mereka mampu mengelola waktu untuk belajar, bekerja, dan beribadah dengan luar biasa.
Ia menekankan bahwa generasi muda harus meneladani semangat ini. Disiplin, kerja keras, dan istiqomah adalah kunci kesuksesan. Selain itu, profesionalisme dalam setiap aspek pekerjaan tidak hanya mendatangkan keberkahan dunia, tetapi juga menjadi bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Berislam dengan Keseimbangan
Habib Nabil juga mengingatkan pentingnya prinsip wasatiyyah (keseimbangan). Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perbedaan pendapat (ikhtilaf) harus dilihat sebagai kekayaan intelektual, bukan sebagai sumber perpecahan. Prinsip ini sangat relevan untuk memupuk persatuan di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
Dorongan untuk Pemuda
Sebagai generasi penerus, pemuda memiliki peran penting dalam membangun masa depan bangsa. Habib Nabil memberikan motivasi agar para pemuda terus berusaha dan berkontribusi. Dengan berbagi kisah inspiratif, ia menegaskan bahwa kesuksesan diraih melalui ketetapan hati, usaha yang maksimal, dan doa yang tulus.
Bergerak Bersama untuk Indonesia
Acara ini ditutup dengan harapan besar agar pemuda Indonesia menjadi agen perubahan, khususnya dalam membangun daerah pinggiran yang selama ini sering terabaikan. Semangat Sumpah Pemuda menjadi dasar untuk membangun Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan merata.
Jika Anda melewatkan acara ini, rekaman kajiannya dapat disaksikan melalui kanal YouTube Jama'ah Shalahuddin.
Mari bersama-sama mengambil peran, karena pembangunan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Saatnya bergerak untuk Indonesia yang lebih baik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar