Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan

Kajian Samudra RDK UGM: Mengapa Filantropi Islam di Bulan Ramadan Begitu Penting?

Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D. | 

Kajian Samudra (Safari Ilmu di Bulan Ramadan) seri ke-5 dengan judul “Sebuah Kajian tentang Filantropi Islam di Bulan Ramadan” diselenggarakan oleh RDK UGM bekerja sama dengan Takmir Masjid Kampus UGM. Kajian ini menghadirkan narasumber ahli, Akhmad Akbar Susamto, S.E., M.Phil., Ph.D., seorang pakar filantropi Islam sekaligus dosen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Kajian ini mengupas makna mendalam filantropi Islam, khususnya dalam konteks bulan suci Ramadan, serta menyoroti konsep-konsep utamanya seperti zakat (kewajiban membayar amal), infaq (pengeluaran untuk kepentingan agama), dan sedekah (amal sukarela).

Narasumber menjelaskan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi Muslim yang mampu secara finansial, sementara infaq dapat bersifat wajib atau sunnah, dan sedekah mencakup segala bentuk kontribusi sukarela. Diskusi semakin kaya dengan pembacaan ayat-ayat Al-Quran yang memperkuat dimensi spiritual dari topik ini.

Kajian ini juga mengulas dimensi vertikal filantropi Islam, yang membedakannya dari filantropi umum karena tujuannya sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada ajaran agama. Narasumber menegaskan bahwa tujuan utama filantropi Islam adalah mencari ridha Allah dan meraih keberkahan di akhirat. Selain itu, kajian ini menyoroti pentingnya pengelolaan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf dalam sejarah Islam, serta potensinya untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia.

Namun, kajian ini juga mengungkap berbagai tantangan dalam filantropi Islam, di antaranya rendahnya kesadaran masyarakat, praktik pengelolaan yang masih tradisional dan kurang inovatif, serta fragmentasi antarlembaga filantropi. Meski demikian, terdapat optimisme untuk membangun sektor filantropi Islam yang lebih efektif dan inovatif guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Zakat dan bentuk amal lainnya memiliki potensi transformatif dalam mengatasi ketimpangan sosial dan meningkatkan kesejahteraan umat. Untuk mewujudkan potensi maksimal filantropi Islam, diperlukan pengelolaan yang lebih profesional, inovatif, serta keterlibatan aktif dari komunitas. Dengan semakin berkembangnya inisiatif filantropi Islam dan integrasi kebijakan yang lebih baik, kegiatan amal dapat menjadi pendorong utama bagi kesejahteraan sosial dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Simak video kajian selengkapnya di sini: Safari Ilmu di Bulan Ramadan (SAMUDRA) 1446 H #5

spacer

Grand Opening Ramadan UGM 1446 H Menghadirkan Ustadz Dr. Adi Hidayat, Lc., M.A.

Ustadz Dr. Adi Hidayat | 


Rabu, 19 Februari 2025, Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar acara istimewa dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Bertempat di Grha Sabha Pramana (GSP), acara ini menghadirkan Ustadz Adi Hidayat sebagai pembicara utama dalam kajian bertajuk Grand Opening Ramadan di Kampus. Acara ini berlangsung meriah dengan dihadiri oleh Ibu Rektor UGM, Prof. Dr. Ova Emilia, Ph.D, para wakil rektor, dosen, mahasiswa, serta tamu undangan lainnya.

Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Rektor, yang tidak hanya memberikan pidato inspiratif tetapi juga menyelipkan pantun yang menghibur. Suasana yang semula khidmat pun menjadi lebih cair dengan semangat peserta yang semakin tinggi. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya membangun masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan Ramadan yang hanya tinggal 10 hari lagi.

Tema besar yang diangkat dalam acara ini adalah Pembangunan Inklusif Berkelanjutan, yang berfokus pada pemberdayaan anak bangsa. Ibu Rektor menyampaikan bahwa pembangunan inklusif merupakan kunci dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia secara simultan. Hal ini selaras dengan nilai-nilai Ramadan yang menitikberatkan pada kebersamaan, kepedulian, dan perbaikan diri.

Sebagai pembicara utama, Ustadz Adi Hidayat diperkenalkan kepada para peserta. Beliau lahir di Pandeglang, Banten, pada 11 September 1984 dan dikenal memiliki latar belakang pendidikan yang kuat serta pengalaman luas dalam bidang dakwah.

Dalam tausiah yang disampaikan, Ustadz Adi Hidayat menyoroti pentingnya ibadah puasa sebagai bagian dari kewajiban umat Muslim. Beliau menjelaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi sarana untuk membentuk karakter individu dan meningkatkan ketakwaan. Esensi dari puasa adalah bagaimana seseorang dapat mengontrol hawa nafsu serta meningkatkan kesadaran spiritual dan intelektual.

Ustadz menguraikan ayat-ayat Al-Quran yang membahas tentang puasa, khususnya Surah Al-Baqarah ayat 183 hingga 187. Ayat-ayat ini menjelaskan tujuan dari pelaksanaan puasa, yaitu untuk mencapai derajat takwa. Beliau juga menekankan bahwa puasa tidak hanya sebatas aspek fisik, tetapi juga harus diiringi dengan peningkatan kualitas spiritual dan moral.

Salah satu poin penting dalam tausiah Ustadz adalah tentang keseimbangan dalam kehidupan. Beliau mengingatkan bahwa setiap individu perlu menjaga harmoni antara fisik, akal, dan jiwa agar dapat menjalani kehidupan yang lebih produktif. Selain itu, Ustaz juga menekankan pentingnya menjaga pola makan yang sehat agar tubuh tetap kuat dalam menjalani ibadah puasa.

Sebagai bentuk persiapan menjelang Ramadan, Ustadz memberikan beberapa tips praktis, seperti membiasakan diri dengan puasa sunnah di bulan Syakban. Latihan ini akan membantu tubuh beradaptasi dengan ritme puasa dan mempermudah pelaksanaannya di bulan Ramadan. Selain itu, beliau mengajak peserta untuk mulai membangun kebiasaan baik sejak dini agar ibadah selama Ramadan dapat dilaksanakan dengan optimal.

Selama bulan Ramadan, Ustadz Adi Hidayat mendorong peserta untuk aktif dalam berbagai kegiatan ibadah, seperti membaca Al-Quran, berdoa, dan meningkatkan amal kebaikan. Beliau mengingatkan bahwa Ramadan adalah waktu yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas diri dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Setelah penyampaian tausiah, sesi tanya jawab pun dibuka. Peserta dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan terkait ibadah puasa, tantangan dalam menjalankan ibadah, serta pentingnya pendidikan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penuh ketelitian, Ustaz Adi Hidayat memberikan jawaban yang komprehensif dan memberikan perspektif yang mendalam kepada para peserta.

Acara ditutup dengan harapan agar semua peserta dapat mengamalkan ilmu yang telah didapatkan serta menjalani Ramadan dengan semangat dan istiqamah. Ustaz Adi Hidayat mengingatkan kembali tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan Allah SWT serta berusaha menjadi pribadi yang lebih baik selama bulan suci ini.

Dengan adanya acara ini, diharapkan semangat Ramadan semakin tumbuh di kalangan mahasiswa dan seluruh sivitas akademika UGM. Ramadan bukan hanya sekadar menjalankan ibadah, tetapi juga menjadi momen refleksi diri dan perbaikan menuju kehidupan yang lebih berkah. Semoga kita semua dapat menjalani Ramadan dengan penuh keberkahan dan meraih ketakwaan yang hakiki.

spacer

Keutamaan Sedekah dan Pengelolaan Dana Masjid: Ringkasan Materi Kajian di Mardliyyah Islamic Center UGM

Ust. Achmad Fathurrohman Rustandi, Lc., M.A. | 
Kajian keislaman di Mardliyyah Islamic Center UGM dibuka dengan salam, shalawat, dan doa, menghadirkan pembahasan komprehensif tentang zakat dan sedekah berdasarkan kitab Ibanatul Ahkam, sebuah syarah dari Bulughul Maram. Materi ini tidak hanya memperkaya wawasan keislaman, tetapi juga memberikan panduan praktis dalam pengelolaan dana umat.

Keutamaan Sedekah dalam Islam

Sedekah merupakan salah satu amalan mulia yang dijanjikan keberkahan dan perlindungan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda bahwa sedekah akan menjadi pelindung di hari kiamat, saat tidak ada naungan selain naungan-Nya. Ikhlas menjadi kunci utama dalam bersedekah, memastikan bahwa amalan ini murni untuk Allah SWT. Menariknya, sedekah tetap bernilai meskipun diberikan kepada pendosa, selama tidak mendukung tindakan maksiat.

Tata Kelola Dana Masjid untuk Kemaslahatan Umat

Dana masjid yang diwakafkan merupakan aset milik Allah SWT, sehingga penggunaannya harus untuk kemaslahatan umat. Bantuan kepada kaum dhuafa, termasuk mantan narapidana, diperbolehkan dengan syarat adanya kepercayaan dan pertanggungjawaban dari pengelola. Takmir masjid memiliki amanah besar sebagai pengelola dana umat, bukan sebagai pemilik, sehingga transparansi sangat dibutuhkan.

Peran Masjid dalam Mendukung UMKM dan Kegiatan Ekonomi

Dalam mendukung perekonomian umat, masjid disarankan untuk membentuk wadah khusus seperti BMT (Baitul Maal wa Tamwil) atau koperasi syariah. Dengan struktur yang jelas, pemberi infak merasa lebih nyaman dan ikhlas, mengetahui bahwa dana mereka digunakan untuk tujuan yang bermanfaat.

Pentingnya Menjaga Keikhlasan Sedekah di Era Digital

Di era media sosial, menjaga keikhlasan dalam bersedekah menjadi tantangan tersendiri. Sedekah sunnah sebaiknya dilakukan secara diam-diam untuk menghindari riya, sementara zakat sebagai kewajiban syariat dianjurkan untuk diumumkan agar memotivasi umat.

Zakat dan Implikasi Harta Haram

Zakat sebagai ibadah wajib harus bersih dari harta haram. Sedekah dari harta haram, diibaratkan seperti mencuci baju dengan air kencing, tidak akan menyucikan harta tersebut. Oleh karena itu, menjaga kehalalan harta menjadi hal penting sebelum bersedekah.

Menilai Kehalalan Harta dan Sikap terhadap Harta Haram

Menerima harta dari sumber haram, seperti hasil judi atau korupsi, harus dihindari. Penting untuk menanyakan asal-usul harta, terutama jika pemberi memiliki riwayat buruk.

Tradisi Sedekah Bumi dalam Perspektif Islam

Tradisi sedekah bumi, seperti larung sesajen, dinilai berdasarkan niatnya. Jika diniatkan sebagai persembahan kepada selain Allah, termasuk syirik. Namun, jika hanya sebagai tradisi tanpa keyakinan tertentu, tidak langsung dikategorikan syirik.

Tantangan dan Solusi Pengelolaan Zakat di Masa Kini

Materi kajian ini juga menyoroti tantangan modern dalam pengelolaan zakat, seperti perbudakan modern, buruh migran, dan pentingnya pendidikan mustahik. Kepercayaan terhadap lembaga zakat, sertifikasi amil, dan peningkatan database menjadi solusi untuk distribusi zakat yang lebih adil dan transparan.

Kajian ini memberikan wawasan mendalam tentang keutamaan sedekah, pengelolaan dana masjid, serta pentingnya menjaga kehalalan harta. Semoga materi ini menginspirasi umat Islam untuk lebih memahami dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Tonton video kajian selengkapnya di sini: Shodaqoh | Kajian Fikih Kitab Ibadah Al-Ahkam

spacer

Pembebasan Baitul Maqdis: Refleksi dan Langkah Nyata untuk Generasi Muda

Prof. Dr. Abdullah Al-Fattah El-Awaisi | 

Baitul Maqdis, tanah suci yang menjadi saksi sejarah perjuangan umat Islam, kembali menjadi sorotan dunia. Dalam sebuah acara publik yang digelar di Masjid Kampus UGM, Prof. Dr. Abdullah Al-Fattah El-Awaisi, pakar hubungan internasional dan ahli sejarah Baitul Maqdis, membagikan wawasan mendalam tentang perjuangan pembebasan tanah suci tersebut. Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi akademis, tetapi juga pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan untuk Baitul Maqdis adalah tanggung jawab bersama umat Islam.

Mengapa Baitul Maqdis Penting?

Prof. Abdullah memulai pembicaraannya dengan menegaskan bahwa Baitul Maqdis bukan sekadar isu politik atau teritorial. Ini adalah masalah akidah. Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, Baitul Maqdis telah menjadi simbol persatuan dan perjuangan umat Islam. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sendiri telah merancang strategi pembebasan Baitul Maqdis, yang akhirnya terealisasi pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Namun, sejarah mencatat bahwa Baitul Maqdis telah mengalami berbagai penjajahan, mulai dari Romawi, Persia, hingga pasukan Salib. Yang menarik, Prof. Abdullah menekankan bahwa umat Islam pada masa lalu tidak pernah menganggap penjajahan ini sebagai perang melawan agama tertentu, melainkan perang melawan penjajah asing. Ini menjadi pelajaran penting bagi kita hari ini untuk tidak terjebak dalam narasi yang memecah belah.

Pelajaran dari Sejarah: Generasi Salahuddin Al-Ayyubi

Salah satu poin kunci yang dibahas oleh Prof. Abdullah adalah peran generasi Salahuddin Al-Ayyubi dalam membebaskan Baitul Maqdis dari cengkeraman pasukan Salib. Butuh waktu 88 tahun bagi umat Islam untuk menyatukan kekuatan dan akhirnya berhasil membebaskan tanah suci tersebut. Ini menunjukkan bahwa perjuangan membutuhkan kesabaran, persiapan matang, dan kerja sama dari berbagai disiplin ilmu.

Prof. Abdullah menegaskan bahwa kita, sebagai generasi muda, harus belajar dari sejarah. "Kita tidak bisa hanya berteriak-teriak tentang Palestina tanpa memahami akar masalahnya," ujarnya. Pendidikan adalah kunci utama. Kita harus mempelajari sejarah, politik, dan strategi internasional untuk bisa berkontribusi dalam perjuangan ini.

Tantangan Umat Islam Saat Ini

Salah satu tantangan terbesar umat Islam saat ini adalah "penjajahan pola pikir". Prof. Abdullah menyebutkan bahwa banyak dari kita yang terjebak dalam mindset kolonial. Kita berpikir seperti orang Barat, padahal kita adalah Muslim. Ini menghambat kita untuk berpikir kreatif dan strategis dalam menyelesaikan masalah umat, termasuk isu Baitul Maqdis.

Beliau juga menyoroti betapa miripnya situasi saat ini dengan masa lalu. Genosida yang terjadi di Gaza hari ini mengingatkan kita pada pembantaian 70.000 Muslim oleh pasukan Salib saat mereka menduduki Baitul Maqdis. Namun, yang menyedihkan adalah, meskipun kita memiliki akses informasi yang lebih luas, kita masih belum mampu bertindak efektif untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Prof. Abdullah memberikan beberapa langkah konkret yang bisa kita ambil:

1. Membaca dan Mempelajari: Mulailah dengan membaca buku-buku tentang Baitul Maqdis dan Palestina. Pengetahuan adalah senjata utama kita.

2. Membangun Budaya Pembebasan: Jadikan isu pembebasan Baitul Maqdis sebagai bagian dari budaya dan diskusi sehari-hari, baik di kampus maupun di masyarakat.

3. Mendidik Diri dan Orang Lain: Pendidikan adalah kunci perubahan. Kita harus menjadi ahli di bidang kita masing-masing dan menggunakan keahlian itu untuk berkontribusi pada perjuangan umat.

Harapan untuk Generasi Muda

Acara ini ditutup dengan pesan penuh harap dari Prof. Abdullah. Beliau mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar, memiliki potensi besar untuk menjadi harapan bagi Palestina. Namun, ini hanya bisa terjadi jika generasi muda Indonesia memanfaatkan kesempatan pendidikan dengan sebaik-baiknya.

"Knowledge drives change, liberation, and civilization" tegasnya. Pengetahuan akan membawa perubahan, pembebasan, dan peradaban. Mari kita mulai dari diri sendiri, dengan membaca, berpikir, dan bertindak. Baitul Maqdis menunggu kontribusi kita.

Yuk, mulai dari sekarang! Ambil buku tentang Baitul Maqdis, ikuti diskusi, dan sebarkan kesadaran ini kepada teman-teman sekitar. Bersama, kita bisa menjadi generasi yang membawa perubahan.

Tonton video kajian selengkapnya di sini: Pembebasan Baitul Maqdis

Foto dan editor: Deski Jayantoro

spacer

Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana: Wawasan Islami untuk Generasi Sehat

Dr. dr. Prima Dhewi Ratrikaningtyas, M.Biotech | 

Kesehatan reproduksi bukan hanya tentang bagaimana tubuh kita bekerja, tetapi juga melibatkan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. Dalam Kajian Buka Puasa berjudul "Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana" yang disampaikan oleh Dr. dr. Prima Dhewi Ratrikaningtyas, M.Biotech, di Masjid Kampus UGM, kita diajak memahami betapa pentingnya perencanaan kehamilan, terutama dari perspektif Islam yang mempertimbangkan kesehatan, spiritualitas, dan etika.

Apa Itu Kesehatan Reproduksi?

Secara umum, kesehatan reproduksi adalah kondisi sehat secara fisik, mental, dan sosial dalam kaitannya dengan sistem reproduksi. Ini melibatkan kemampuan untuk:

  1. Memilih untuk memiliki anak atau tidak.
  2. Menentukan jumlah anak dan jarak antar kelahiran.
  3. Memilih metode kontrasepsi tanpa paksaan.

Proses reproduksi manusia juga dirancang untuk mempertahankan keturunan dan mewariskan materi genetik ke generasi berikutnya. Namun, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik yang bisa meningkatkan risiko penyakit tertentu.

Kompleksitas Reproduksi Pria dan Wanita

Dr. Prima menyoroti perbedaan penting antara sistem reproduksi pria dan wanita. Reproduksi wanita lebih kompleks karena siklus hormonal yang memengaruhi fertilitas dan potensi masalah kesehatan. Oleh karena itu, pemahaman akan tubuh masing-masing menjadi kunci untuk perencanaan keluarga yang sehat.

Tujuan Pernikahan dalam Islam

Dalam Islam, pernikahan memiliki tujuan mulia, termasuk menciptakan hubungan yang halal dan terencana. Hal ini mencakup perencanaan untuk memiliki anak agar:

  1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
  2. Mengatur jarak kelahiran.
  3. Menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Perencanaan Kehidupan Berkeluarga

Perencanaan keluarga dimulai sebelum menikah. Hal ini mencakup diskusi tentang:

  • Pendidikan.
  • Karier.
  • Kesehatan reproduksi.

Komunikasi yang terbuka antara pasangan menjadi landasan penting untuk menghadapi tantangan, termasuk masalah kesehatan reproduksi yang mungkin muncul.

Program Keluarga Berencana (KB)

KB adalah program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Perencanaan ini mencakup:

  • Mengatur jumlah dan jarak kelahiran anak.
  • Meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Pembicara juga menyoroti risiko "4T" dalam kehamilan:

  1. Terlalu muda.
  2. Terlalu tua.
  3. Terlalu dekat jarak kehamilan.
  4. Terlalu banyak anak.

Risiko ini dapat meningkatkan komplikasi selama kehamilan dan persalinan, serta mengancam kesehatan ibu dan bayi.

Memilih Kontrasepsi yang Tepat

Video ini menjelaskan berbagai jenis kontrasepsi, seperti hormonal, penghalang, IUD, permanen, metode alami, dan darurat. Berikut tips memilih kontrasepsi:

  1. Kenali kebutuhan.
  2. Pilih yang nyaman dan praktis.
  3. Pertimbangkan kondisi kesehatan.
  4. Pahami efek samping.
  5. Konsultasikan dengan ahli.
  6. Libatkan pasangan dalam keputusan.

Menjawab Berbagai Pertanyaan

Dalam sesi tanya jawab, Dr. Prima menjawab pertanyaan seperti:

  • Masalah kesuburan di usia 30 tahun.
  • Pentingnya gizi untuk reproduksi.
  • Efek konsumsi nanas.
  • Menunda kehamilan selama studi.
Penanganan untuk wanita dengan kanker atau gangguan hormon.

Perencanaan kehamilan adalah hak asasi setiap pasangan. Dengan komunikasi yang baik dan pengetahuan yang cukup, pasangan dapat membuat keputusan terbaik untuk kesehatan reproduksi mereka. Dalam Islam, perencanaan ini adalah bagian dari tanggung jawab keluarga yang bertujuan menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas.

Mari kita jadikan perencanaan keluarga sebagai langkah awal menuju kehidupan yang lebih baik. Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar dan jangan lupa untuk terus memperbarui pengetahuan Anda tentang kesehatan reproduksi!

Tonton video kajian selengkapnya di sini: Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

Foto dan editor: Deski Jayantoro


spacer

Mengupas Hukum Pembagian Harta Gono Gini & Warisan dalam Islam

Dr. Destri Budi Nugraheni, S.H., M.S.I. | 

Keluarga adalah pondasi masyarakat yang harmonis, dan memahami hukum keluarga merupakan langkah penting untuk menjaga keharmonisan tersebut. Dalam rangka memberikan edukasi mendalam tentang hukum keluarga, Sakinah Academy Masjid Kampus UGM mengadakan kajian bertema "Pembagian Harta Gono Gini & Waris". Acara ini dipandu oleh Dr. Destri Budi Nugraheni, S.H., M.S.I., dosen Fakultas Hukum UGM yang berpengalaman, dan berlangsung bersamaan dengan kegiatan buka puasa Senin-Kamis yang didukung oleh RUMAH ZIS UGM.

Menjawab Tantangan Hukum Keluarga

Kajian ini menyajikan pemahaman menyeluruh tentang hukum Islam terkait pembagian harta gono gini dan warisan. Mulai dari konsekuensi hukum pernikahan, pengelolaan harta bersama, hingga hak ahli waris sesuai syariat Islam dan hukum Indonesia, semuanya dibahas dengan landasan Al-Qur’an dan Hadis. Materi ini menjadi bekal penting untuk menghindari sengketa keluarga yang kerap muncul akibat kurangnya pemahaman.

Membedah Konsekuensi Hukum Pernikahan

Salah satu sorotan utama adalah dampak hukum dari status pernikahan, seperti:

  • Kemungkinan Perceraian: Bagaimana hak dan kewajiban pasangan diatur pasca perceraian.
  • Harta Bersama: Segala aset yang diperoleh selama pernikahan dianggap milik bersama.
  • Status Anak: Dalam kasus pernikahan siri atau poligami, status anak sering kali menjadi isu hukum yang krusial.

Menjaga Kejelasan Status Harta

Dr. Destri menguraikan tentang pentingnya membedakan harta pribadi, seperti warisan atau hadiah sebelum menikah, yang tetap menjadi milik individu. Kejelasan ini dapat menghindarkan konflik di kemudian hari.

Memahami Pembagian Harta dan Hak Waris

Peserta diajak mendalami tata cara pembagian harta saat perceraian atau kematian. Pembahasan mencakup skenario rumit, seperti pernikahan kedua dan hak waris anak dari pernikahan sebelumnya, yang dijelaskan dengan contoh konkret.

Utang: Prioritas Sebelum Pembagian Waris

Kajian ini menyoroti penyelesaian utang—baik utang pribadi maupun bersama—sebelum pembagian warisan. Proses ini memastikan setiap ahli waris menerima haknya secara adil.

Musyawarah: Kunci Keharmonisan Keluarga

Islam menekankan pentingnya musyawarah dalam menyelesaikan sengketa waris. Etika keluarga yang baik menjadi fondasi utama untuk menjaga hubungan baik meski di tengah perbedaan pandangan.

Membangun Keluarga yang Harmonis

Kajian ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, memungkinkan peserta untuk mendiskusikan permasalahan hukum keluarga yang sering terjadi. Materi yang disampaikan menjadi panduan praktis untuk mengelola harta dan warisan secara Islami, demi menciptakan keluarga yang lebih damai dan harmonis.

Jangan Lewatkan Kajian Bermanfaat Lainnya!

Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Sakinah Academy Masjid Kampus UGM dalam membangun keluarga Indonesia yang memahami hukum Islami dan relevansi hukum nasional. Simak kajian lengkapnya melalui video berikut: Pembagian Harta Gono Gini & Waris.

💡 Tetap ikuti kajian inspiratif lainnya untuk menambah ilmu yang membawa keberkahan!

📸 Foto & Editor: Deski Jayantoro

spacer

Refleksi Kepemudaan: Membangun Indonesia dari Pinggiran


Indonesia, dengan kekayaan demografinya, menyimpan potensi besar sekaligus tantangan yang tak kalah besar. Urbanisasi, ketimpangan pembangunan, hingga pengangguran menjadi isu nyata yang membutuhkan perhatian. Dalam kajian bertema “Pembangunan dari Pinggiran: Sebuah Refleksi Kepemudaan”, Habib Ir. Nabil Almusawa mengajak kita merenungkan peran pemuda dan nilai-nilai Islam sebagai solusi strategis untuk mengatasi tantangan tersebut.

Acara yang digelar oleh Jama'ah Shalahuddin, Masjid Kampus UGM, dan RUMAH ZIS UGM ini menyuguhkan perspektif menarik tentang bagaimana semangat kepemudaan dan ajaran Islam dapat menjadi pilar perubahan, khususnya bagi daerah-daerah pinggiran yang sering terabaikan.

Islam dan Tantangan Demografi

Habib Nabil membuka pembahasannya dengan data yang menunjukkan betapa padatnya konsentrasi penduduk di kota-kota besar. Fenomena urbanisasi ini memunculkan berbagai persoalan, mulai dari tekanan sosial hingga ketimpangan pembangunan.

Menurutnya, solusi utama adalah pembangunan daerah yang holistik. Pendekatan ini akan mengurangi beban kota dan memberikan kesempatan bagi daerah untuk berkembang. Dalam Islam, pembangunan ini berakar pada nilai produktivitas. Rasulullah SAW adalah teladan dalam bekerja keras dengan profesionalisme dan dedikasi, sebuah prinsip yang sangat relevan untuk mengatasi rendahnya kualitas SDM di Indonesia, termasuk persoalan stunting dan rendahnya akses pendidikan.

Manajemen Waktu: Rahasia Produktivitas

Habib Nabil menyoroti pentingnya manajemen waktu, dengan mengambil inspirasi dari kehidupan ulama terdahulu. Mereka mampu mengelola waktu untuk belajar, bekerja, dan beribadah dengan luar biasa.

Ia menekankan bahwa generasi muda harus meneladani semangat ini. Disiplin, kerja keras, dan istiqomah adalah kunci kesuksesan. Selain itu, profesionalisme dalam setiap aspek pekerjaan tidak hanya mendatangkan keberkahan dunia, tetapi juga menjadi bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Berislam dengan Keseimbangan

Habib Nabil juga mengingatkan pentingnya prinsip wasatiyyah (keseimbangan). Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perbedaan pendapat (ikhtilaf) harus dilihat sebagai kekayaan intelektual, bukan sebagai sumber perpecahan. Prinsip ini sangat relevan untuk memupuk persatuan di tengah keberagaman bangsa Indonesia.

Dorongan untuk Pemuda

Sebagai generasi penerus, pemuda memiliki peran penting dalam membangun masa depan bangsa. Habib Nabil memberikan motivasi agar para pemuda terus berusaha dan berkontribusi. Dengan berbagi kisah inspiratif, ia menegaskan bahwa kesuksesan diraih melalui ketetapan hati, usaha yang maksimal, dan doa yang tulus.

Bergerak Bersama untuk Indonesia

Acara ini ditutup dengan harapan besar agar pemuda Indonesia menjadi agen perubahan, khususnya dalam membangun daerah pinggiran yang selama ini sering terabaikan. Semangat Sumpah Pemuda menjadi dasar untuk membangun Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan merata.

Jika Anda melewatkan acara ini, rekaman kajiannya dapat disaksikan melalui kanal YouTube Jama'ah Shalahuddin.

Mari bersama-sama mengambil peran, karena pembangunan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Saatnya bergerak untuk Indonesia yang lebih baik!

Foto dan editor: Deski Jayantoro
spacer

Mengupas Keimanan dan Logika: Refleksi Kajian 'Islamic Scientific and Cultural Thought' bersama Ustadz Muhammad Nuruddin


Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menjadi saksi perhelatan diskusi bermakna melalui kajian bertajuk "Islamic Scientific and Cultural Thought: Mengaja Arah Kehidupan Islam yang Saintifik – Mengarungi Batas Perdebatan Tanpa Akhir". Acara yang digelar oleh Jama’ah Shalahuddin UGM bersama RUMAH ZIS UGM ini berlangsung dalam suasana penuh hikmah pada momen buka puasa sunnah Senin-Kamis.

Kajian ini menghadirkan Ustadz Muhammad Nuruddin, Lc., M.A., seorang pakar filsafat dan akidah dari Universitas Al-Azhar, sebagai narasumber utama. Diskusi dipandu oleh Ahmad Ataka Awwalur Rizki, Ph.D., dosen Fakultas Teknik UGM, yang turut memberi warna intelektual dalam pembahasan.

Keimanan, Bukti, dan Rasio dalam Islam

Dalam sesi pemaparannya, Ustadz Muhammad Nuruddin menyoroti hubungan erat antara keimanan, bukti, dan logika dalam Islam. Beliau menjelaskan empat poin utama yang menjadi landasan pemikiran ilmiah dalam keyakinan Islam:

  1. Keimanan Membutuhkan Bukti
    Keimanan bukanlah sekadar kepercayaan tanpa dasar. Al-Qur'an dan hadis mengajarkan pentingnya mencari pengetahuan dan menjauhi taklid buta. Penelusuran akan bukti menjadi jalan untuk memperkokoh keimanan.
  2. Argumentasi Logis dan Valid
    Islam menuntut setiap klaim didukung oleh argumen yang kuat dan berbasis bukti. Logika dan ilmu pengetahuan menjadi alat penting dalam menguatkan dan memperjelas keyakinan.
  3. Memahami Perbedaan Keyakinan dan Bukti
    Ulama Muslim telah lama membedakan antara iman yang bersifat batiniah dan dukungan bukti ilmiah. Pendekatan universal dalam menilai kebenaran suatu klaim dianggap esensial.
  4. Harmoni antara Sains dan Agama
    Sains dan agama bukanlah dua entitas yang bertentangan. Justru, keduanya saling melengkapi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tentang kehidupan. Logika dan metafisika dapat menjadi jembatan untuk memahami hubungan tersebut.

Antusiasme dalam Diskusi Kritis

Sesi tanya jawab menjadi momen yang paling dinanti oleh peserta. Beragam pertanyaan kritis diajukan, mulai dari hubungan antara kaidah matematika dengan kuasa Tuhan hingga cara memahami pernyataan yang terlihat kontradiktif dalam teks agama.

Ustadz Nuruddin, dengan penjelasan logis dan mendalam, menegaskan bahwa hukum alam dan kuasa Tuhan tidak bertentangan. Sebaliknya, hukum alam adalah manifestasi kuasa Tuhan yang mencerminkan keagungan-Nya. Penjelasan ini memberikan perspektif baru yang memupuk keyakinan dan pemahaman ilmiah.

Penutup: Memupuk Keimanan dan Pengetahuan

Kajian ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada Ustadz Muhammad Nuruddin sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan inspirasi yang diberikan. Acara ini menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran tentang perlunya integrasi antara sains dan agama, terutama bagi generasi muda Muslim.

Dengan pemahaman yang seimbang antara sains dan budaya Islam, generasi Muslim diharapkan mampu menjawab tantangan zaman modern. Bagi Anda yang ingin mendalami tema ini, kajian ini tersedia dalam format video yang dapat diakses secara daring.

Tonton video kajian selengkapnya di sini: Islamic Scientific and Cultural Thought.

Foto dan editor: Deski Jayantoro

spacer

Strategi Jitu Edukasi Seksual Anak & Remaja: Hadapi Pubertas dengan Bijak!


Masa pubertas adalah tonggak penting dalam perjalanan seorang anak menuju kedewasaan, namun tantangan era modern seperti akses mudah ke pornografi dan pergeseran nilai moral memerlukan pendekatan edukasi yang lebih menyeluruh. Dalam Kajian Sakinah Academy di Masjid Kampus UGM, Dr. Phil. Qurotul Uyun, S.Psi., M.Si., Psikolog, memaparkan pentingnya pendidikan seksual berbasis fitrah manusia dan ajaran Islam sebagai solusi menghadapi dinamika pubertas dan akil balig. Kajian ini sekaligus menjadi bagian dari kegiatan buka puasa sunnah Senin-Kamis yang di sponsori oleh RUMAH ZIS UGM, sehingga dapat menambah keberkahan dan makna spiritual acara di Masjid Kampus UGM.

Memahami Perbedaan Pubertas dan Akil Balig

Pubertas sering kali diasosiasikan dengan perubahan biologis, seperti kematangan seksual, dan sering berfokus pada isu-isu seperti pencegahan kehamilan di luar nikah. Namun, pendidikan akil balig melangkah lebih jauh. Dalam Islam, akil balig mengacu pada kedewasaan moral dan spiritual, yang menekankan pembentukan karakter serta pemahaman nilai-nilai moral sesuai syariat.

Tantangan di Era Modern

Anak-anak kini cenderung mengalami pubertas lebih dini, tetapi sering kali belum siap secara mental dan emosional untuk menghadapi tanggung jawab yang menyertainya. Hal ini diperparah oleh eksposur terhadap media yang tidak sehat. Maka, pendidikan tidak hanya bertujuan mencegah perilaku menyimpang, tetapi juga memperkuat ketahanan mental dan spiritual.

Strategi Pendidikan Akil Balig Berdasarkan Usia

  1. Usia 0-7 Tahun: Pada tahap ini, fokus pendidikan adalah memenuhi kebutuhan anak dengan kasih sayang, menanamkan nilai moral, dan menghindari materi yang dapat membingungkan.
  2. Usia 7-14 Tahun: Anak mulai dilatih disiplin, etika, dan adab. Orang tua dapat memberikan konsekuensi dan penghargaan berdasarkan prinsip syariat.
  3. Usia 15-21 Tahun: Pendidikan diarahkan pada penumbuhan tanggung jawab dan kemandirian, termasuk pemahaman hak dan kewajiban dalam hubungan pernikahan.
  4. Prinsip Tarbiah: Semua tahap pendidikan harus dilandasi dengan penguatan hubungan anak dengan Allah, pembiasaan berbuat baik, dan kesabaran dalam menghadapi tantangan.

Menghadapi Permasalahan Khusus

Dr. Uyun juga memberikan jawaban praktis atas pertanyaan audiens, seperti:

  • Ketertarikan Remaja pada Lawan Jenis: Orang tua diharapkan memberi dukungan dan bimbingan, sekaligus menunda keterlibatan dalam hubungan serius hingga usia yang tepat.
  • Pendidikan Seksual di Sekolah: Penting untuk mengintegrasikan pendidikan ini dengan akhlak Islami, memperhatikan sensitivitas moral, dan menyesuaikan dengan usia perkembangan anak.
  • Isu Transgender dan Waria: Orang tua berperan besar dalam mendampingi anak agar memahami identitas gender sesuai fitrah, sambil mempertimbangkan pendekatan medis dan ilmiah.

Penutup: Kolaborasi untuk Pendidikan Holistik

Mendidik anak dan remaja untuk menghadapi masa baligh bukanlah tugas yang bisa diselesaikan oleh keluarga saja. Guru, masyarakat, dan institusi pendidikan harus turut serta. Kunci keberhasilannya adalah memperkuat hubungan dengan Allah serta menanamkan nilai-nilai moral yang kokoh. Dengan pendekatan ini, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan modern.

Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut: Navigasi Pubertas: Strategi Edukasi Seksual bagi Anak & Remaja

Foto & Editor: Deski Jayantoro

spacer

Pentingnya Verifikasi Medis dalam Era Digital: Menjaga Kesehatan Keluarga dengan Bijak



Di era digital, akses informasi kesehatan semakin mudah. Namun, fenomena self-diagnosis (mendiagnosis diri sendiri melalui internet) menimbulkan risiko serius bagi kesehatan. Topik ini menjadi perhatian dalam kajian Sakinah Academy” bertema “Pentingnya Verifikasi Medis dalam Pengelolaan Kesehatan Keluarga” yang disampaikan oleh Dr. dr. Rr. Ratni Indrawanti, Sp.A, Subsp. IPT. di acara buka puasa Senin-Kamis di Masjid Kampus UGM.

Resiko di Balik Self-Diagnosis

Meski menawarkan kemudahan, informasi kesehatan yang ditemukan secara daring sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan individu. Risiko self-diagnosis meliputi:

  • Salah interpretasi gejala: Gejala ringan yang diabaikan dapat berujung pada komplikasi serius.
  • Kepanikan berlebihan: Informasi yang tidak akurat sering kali memicu kecemasan yang tidak perlu.
  • Keterlambatan penanganan medis: Mengandalkan informasi daring dapat membuat seseorang menunda konsultasi dengan dokter.

Sebagai contoh, demam pada anak yang dianggap biasa dapat berubah menjadi kondisi kritis jika tidak segera diperiksakan ke tenaga medis.

Mengapa Peran Verifikasi Medis Penting?

Dokter memiliki peran krusial sebagai sumber informasi kesehatan yang terpercaya. Mereka dapat melakukan:

  1. Anamnesis: Menggali riwayat kesehatan dan gejala secara mendalam.
  2. Pemeriksaan fisik dan tes laboratorium: Mendiagnosis dengan dukungan data medis yang valid.
  3. Prognosis: Memberikan pemahaman yang jelas tentang kondisi pasien serta langkah penanganannya.

Langkah Bijak Menangani Gejala

Untuk menghindari risiko self-diagnosis, berikut beberapa langkah aman yang dapat dilakukan:

  • Mencatat gejala dengan detail, seperti waktu munculnya dan tingkat keparahan, termasuk suhu tubuh.
  • Konsultasi dengan dokter dengan membawa data pendukung seperti foto atau video jika diperlukan.
  • Percaya pada keahlian profesional medis, karena dokter memiliki kompetensi yang tidak dapat digantikan oleh informasi dari internet.

Kesimpulan

Self-diagnosis memiliki potensi bahaya yang serius jika tidak diimbangi dengan konsultasi medis. Verifikasi medis oleh tenaga kesehatan profesional merupakan langkah bijak untuk memastikan diagnosis dan pengobatan yang tepat, menjaga kesehatan keluarga tetap terjaga di tengah arus informasi digital.

Untuk menyimak kajian lengkapnya, silakan tonton video berikut: Urgensi Verifikasi Medis dlm Pengelolaan Kesehatan Keluarga

Foto dan Editor: Deski Jayantoro

spacer

Mengenal Lebih Jauh UPZ Kampus Pertama di Indonesia, UPZ PT. Pupuk Kaltim melakukan Visit Edukasi ke RUMAH ZIS UGM (UPZ UGM)

rumahzis.ugm.ac.id | 

Sabtu (5/10), RUMAH ZIS UGM menerima kunjungan dari pengurus dan relawan UPZ PT. Pupuk Kaltim. Kegiatan kunjungan kali ini bertujuan untuk studi banding dan visit edukasi terkait pengelolaan dana zakat, khususnya pengelolaan dana zakat melalui UPZ UGM.

RUMAH ZIS UGM yang merupakan Unit Pengumpul Zakat Kampus pertama di Indonesia, sehingga menjadi pilihan visit edukasi oleh UPZ PT. Pupuk Kaltim. Beberapa contoh model yang ingin ditiru adalah model publikasi, citra brand yang menarik, model master keuangan, model integrasi penyaluran zakat dengan mahasiswa beasiswa dan relawan kemudian diintegrasikan dengan publikasi kolaborasi di Instagram.

Kunjungan ini selain bertukar ide dan wawasan seputar pengelolaan zakat di masing-masing lembaga, juga melakukan penyaluran zakat bersama kepada mustahik di sekitar kampus UGM. Dua orang mustahik yang dikunjungi yaitu bapak Budi Suroso berdomisili di Desa Blimbingsari serta pak Subardi dan bu Suratmi di Desa Terban (pinggir sungai code).

Penulis dan foto: Deski Jayantoro
spacer

Kajian Buka Puasa Spesial Maulid Pop UGM 1446 H

Kamis (26/09), Maulid Pop UGM dilaksanakan di Masjid Kampus UGM. Membawa topik bedah buku: Sangkakala di Langit Andalusia, kajian maulid pop kali ini berbarengan dengan kajian buka puasa senin kamis yang rutin dilaksanakan di Masjid Kampus UGM tiap hari senin dan kamis.

Ketua UKM Jama'ah Shallahuddin UGM, Mustofa Rohim menyampaikan bahwa kegiatan maulid pop UGM ini dilaksanakan rutin setiap tahun bertujuan untuk meneladani kelahiran Nabi Muhammad SAW. Penulis buku yaitu Dr. Rangga Almahendra, S.T., M.M. dan drg. Hj. Hanum Salsabiela Rais, M.B.A. mengajak untuk terus memunculkan identitas Islam pada diri sendiri dimanapun berada, 6 rukun iman dan 5 rukun Islam, baik ketika sibuk ditempat kerja maupun traveling ke luar negeri bahkan ketika sendiri.

Kajian diikuti oleh dua ratusan jama'ah, baik itu mahasiswa, mahasiswi maupun umum. Setelah kajian, dilanjutkan buka puasa bersama di ruang segi delapan Masjid Kampus UGM. Buka puasa bersama saat ini dapat diikuti langsung berbuka di tempat, dengan demikian diharapkan Jama'ah dapat melanjutkan sholat Magrib berjamaah di Masjid Kampus UGM.

Penulis & foto: Deski Jayantoro

spacer

Bertukar Ide Program, RUMAH ZIS UGM Terima Kunjungan LAZISWAF Universitas Darussalam Gontor

Jum’at (13/09), Lembaga Amil Zakat dan Wakaf Universitas Darussalam Gontor (LAZISWAF UNIDA Gontor) berkunjung ke RUMAH ZIS UGM. Kunjungan kali ini bertujuan untuk melakukan benchmarking terhadap program kegiatan, struktur organisasi, keuangan dan media antaran LAZISWAF dengan RUMAH ZIS.

Direktur RUMAH ZIS UGM, Taufikur Rahman, S.E., M.B.A. menyampaikan bahwa Lembaga sosial ekonomi islam inilah yang harusnya menjadi ujung tombak mengatasi kemiskinan dan minimnya iman Islam di Masyarakat, terkhusus Lembaga zakat kampus. Lembaga seperti ini adalah Lembaga yang berfungsi selain sebagai peningkatan iman Islam di masyarakat sekitar juga sebagai perwujudan tri darma perguruan tinggi.

Perwakilan LAZISWAF UNIDA Gontor menyampaikan bahwa penting bagi lembaga untuk keluar menjangkau masyarakat sekitar kampus. Saat ini LAZISWAF masih fokus melaksanakan kegiatan yang bersifat internal. InsyaAllah dari kunjungan ke RUMAH ZIS UGM yang memiliki dampak hingga wilayah D.I. Yogyakarta, LAZISWAF UNIDA Gontor dapat menirunya. Setidak-tidaknya berdampak pada masyarakat di sekitar kampus Universitas Darussalam Gontor.

Link video: https://youtube.com/shorts/4PA95nd_KxA?si=U9YAvvlKCSeBnf31

Penulis & foto: Deski Jayantoro

spacer

Masjid UGM Rutin Sediakan Menu Buka Puasa buat Mahasiswa Lho!

rumahzis.ugm.ac.id | 
Dua tahun sudah kegiatan buka puasa sunnah senin kamis diadakan di Masjid Kampus UGM. Dua tahun itu jugalah porsi menu buka puasa semakin bertambah dengan berbagai macam varian. Awal mula menu buka puasa hanya sejumlah 50 porsi nasi kotak yang disediakan oleh RUMAH ZIS UGM, kemudian bertambah dengan minuman, lalu  bertambah menjadi 100 porsi nasi kotak.

Pada pertengahan tahun 2023, kegiatan buka puasa senin kamis didukung oleh Masjid Kampus UGM dengan catatan wajib mengikuti kajian Senin Kamis. Akhirnya porsi buka puasa bertambah dari yang sebelumnya 100 porsi nasi kotak menjadi dua kali lipat sebanyak 200 porsi nasi kotak.

Tak cukup disitu, memasuki tahun 2024 porsi bertambah menjadi 250 hingga 300 nasi kotak setiap hari senin dan kamis. Hingga saat ini porsi tidak pernah turun sampai pada akhirnya merubah dari nasi kotak menjadi sistem prasmanan pada pertengahan 2024.

Bertepatan dengan mahasiswa baru, Masjid Kampus UGM bersama RUMAH ZIS UGM berkolaborasi membuat kegiatan kajian dan buka puasa sunnah senin kamis menjadi semakin menarik. Selain buka puasa bersama dengan porsi prasmanan, mahasiswa juga disuguhkan dengan kajian yang menarik seperti Syariah Economy Series, Mendadak Ngaji, hingga Sakinah Academy.

Mahasiswa juga ditawarkan untuk menjadi relawan kajian hingga relawan penyaluran zakat di wilayah D.I. Yogyakarta. Terbukti adanya kegiatan kajian dan buka puasa menjadikan Masjid Kampus UGM semakin ramai dan menjadi salah satu tempat favorit untuk berkegiatan di kampus.

Dukung kegiatan buka puasa sunnah senin kamis di Masjid Kampus UGM dengan mengirimkan donasi buka puasa melalui rekening berikut:

– BSI a/n RZIS UGM: 7755 22333 8
– Muamalat a/n UPZ UGM: 535 000 9933
– Mandiri a/n UGM: 137 000 602 6674
– BRI a/n Taufikur Rahman QQ RZIS: 2164 0100 4889 505
– BNI a/n Unit Pengumpul Zakat: 1185 8282 20

Atau dapat melalui:


Konfirmasi: 08386080660 (klik)
spacer

Tips Mudah Bangun Brand Identity: Pakai Pakem Warna pada Desain

@rumahzisugm | 
Pertanyaan kenapa BSI warnanya hijau tosca atau Bank Muamalat warnanya ungu adalah pembentukan karakter organisasi melalui sebuah warna yg diyakini merepresentasikan visi dan misi.

Termasuk di RUMAH ZIS UGM, pemilihan warna biru gradasi hijau dengan tulisan warna kuning dan putih nyatanya tidak secara langsung bisa ditemukan dalam satu malam. Butuh proses panjang bahkan setahun lamanya sejak saya masuk.

Dahulu konsep desain masih sangat random, warna berganti-ganti, font berganti, ukuran dan layout logo juga berganti-ganti. Alias tidak ada suatu panduan atau pakem dalam membuat sebuah desain.

Aku pribadi bersyukur, tahun ke-5 di lembaga ini dapat membuat pakem desain simpel bahkan sangat mudah sekali bila nantinya didelegasikan kepada staf baru. Pakem ini memang sengaja aku buat tidak rumit sebab aku tahu bahwa lembaga non-profit memiliki keterbatasan pada bidang SDM.

SDM di lembaga non-profit dituntut untuk bisa multitasking ke berbagai lini pekerjaan. Maka tak heran pergerakan pekerjaan tidak cukup cepat dan cenderung bertahap pada setiap tugas yg harus diselesaikan.

Aku berharap dengan pakem yg telah muncul ini, masyarakat dapat lebih mudah mengenali RUMAH ZIS UGM. Tentunya bila menginginkan impact yg lebih tinggi, penerapan warna tidak hanya pada desain semata, namun juga pada properti fisik lainnya.

Penulis: Deski Jayantoro
spacer

Konsep Filantropi dalam Al-Qur'an

Sumber: @RumahZISUGM | 

Filantropi secara bahasa berasal dari kata 'love of mankind' atau 'greek philantropia'. Sedangkan secara definisi istilahnya yaitu sebuah praktek sistematis dan terstruktur suatu pemberian untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Apa motif dari para pendonor filantropi?

1. Antropologi: Resiprositas antara pemberi dan yang diberi.

2. Utilitarian: Menaikkan status sosial.

3. Pertukaran sosial: Nilai kepahlawanan.

4. Konsep perilaku pro-sosial: Pemahaman yang didasari oleh sekularisme, humanisme, materialisme, utilitarianisme maka motifnya pun hanya sampai pada "orang baik yang senang memberi dan atau punya kepentingan".

5. Alan J. Kidd: Mendefinisikan motif philantropi itu menjadi sangat sempit sebab paradigma di atas.

Bagaimana konsep filantropi dalam Al-Qur'an?

1. Ihsan: QS. An-Nisa : Ayat 36

2. Shadaqah: QS. Al-Baqarah : Ayat 264

3. Birr: QS. Al-Baqarah : Ayat 177

4. Nafaqah/Infaq: QS. At-Taubah : Ayat 121

5. Zakat: QS. At-Taubah : Ayat 103 dan QS. Al-Baqarah : Ayat 43

Ihsan

Konsep filantropi di dalam Islam ada skala prioritasnya misalnya kepada orang tua, orang terdekat, yatim, miskin, tetangga, kerabat dan sahabat, musafir, khadimat.

Hasuna adalah baik, sedangkan ahsuna adalah menjadikan baik yaitu level berikutnya daripada baik.

Sehingga ihsan adalah dorongan perbuatan baik karena dilandasi oleh iman, ia melakukannya sebab dilihat oleh Allah dan hanya melakukannya sebab karena Allah. Maka ihsan adalah ketulusan karena Allah.

Shadaqah

Kejujuran iman (maka ia berbuat baik), perbuatan baiknya dengan membelanjakan harta di Jalan Allah. Itu adalah sebab kejujuran daripada imannya kepada Allah.

Birr

Ketulusan itu adalah keimanan, dan diikuti perbuatan baik yang dilakukan berkenaan dengan harta. Dia memberikan harta yang sangat dicintainya itu kepada 'dzawil qurba' yaitu orang terdekat yaitu ibu dan bapak, yatim, miskin, musafir, yang meminta dan yang menahan diri dari meminta padahal amat memerlukan.

Nafaqah/Infaq

Apa yang dikeluarkan dari harta, baik kecil maupun besar, balasannya 'ahsana maa kaanu ya'malun' lebih baik dari pada yang diberikan. Ketulusan memiliki makna yang terbaik.

Zakat

'Tujazakkihim biha' menyucikannya (harta) dengan keluarnya harta untuk zakat.


Sumber: Kajian Insists Indonesia oleh Dr. Khoirul Umama
Penulis: Deski Jayantoro

spacer