Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengalaman. Tampilkan semua postingan

Tes MBTI: Membuka Wawasan dan Harapan Baru menuju Indonesia Maju! Cielah :D

Pertengahan bulan Agustus aku mencoba sebuah tes kepribadian yang sering digunakan oleh orang-orang. Awalnya aku berniat ikut tes karena teringat bebepa tahun yang lalu aku pernah diminta untuk mengikuti tes tersebut untuk menjadi salah satu syarat daftar pekerjaan / beasiswa (aku lupa). Nah, tes ini aku coba lagi sebab aku ingin mencoba memetakan pekerjaan yang akan aku apply setelah dua tahun ini fulltime bantu lembaga zakat kampus.

Sejujurnya aku lupa apa hasil tes yang dulu pernah aku ikuti untuk pertama kalinya, namun hasil tes baru baru ini ternyata menunjukkan bahwa aku termasuk golongan ENTJ atau Commander. Wow.

Aku melihat sekilas hasil tes, mirip dengan tingkah polah dan pikiranku selama ini. Ya walaupun ada beberapa yang meleset. Misalnya aku dinilai sebagai Ekstrovert, aku lalu berpikih "Iya kah?". Sebab selama aku bekerja selama dua tahun ini aku selalu jarang berbicara dan jarang bertemu orang. Wajar, orang kerja di back office makanya yaa pastinya kalah ekstrovert dibandingkan orang-orang front office.

Mungkin benar ekstrovert tapi hanya 51% dibanding 49% introvert, nyaris fifty-fifty. Makanya ini akan berpengaruh tergantung dimanakah aku. Baiknya mungkin aku bisa lebih menyesuaikan sikap terhadap lokasi dan situasi sekitar. Memang perlu terus belajar dan menambah jam terbang untuk bersikap dan beraktifitas antar sesama makhluk tuhan.

...


spacer

Hidup Semudah Memilih Kuliah Setelah Turun dari Kereta

Unplash.com | 

Saya terheran-heran ketika bertemu dengan seorang teman baru. Sesimpel inikah memilih jurusan dan kampus untuk kuliah? Ah, besok akan saya bongkar kisahnya. Rabu, 29 Juli 2020 adalah pertama kalinya aku bertemu dengan mas Irfan, beliau adalah salah seorang pengurus di Pondok Pesantren. Beliau kuliah jurusan rekam medis di salah satu politeknik kesehatan di Yogyakarta. Pertemuan tak sengaja ketika saya akan mencicil barang-barang kos untuk dipindah ke Pondok. Yaaa.. Alhamdulillah saya diterima menjadi salah seorang santri disana. Sejak dari kos, melewati Sagan, dan teknik uny rasanya berdebar karena saya memang agak canggung ketika berhadapan dengan lingkungan baru. Ketika sampai di Pondok, suasana sepi seperti hari sebelumnya, dimana saya tak jadi mencicil pakaian untuk diletakkan di sana.

Semua rasa canggung hilang ketika bertemu mas Irfan, banyak cerita, ngobrol tentang Pondok dan bangku perkuliahan. Hal yang unik ketika beliau bercerita tentang awal mula kuliah. Dulu, beliau berkata sempat kerja menjadi admin pendaftaran di sekolah, hingga berjualan sari roti. Hmm.. Inspiratif. Mengingatkan saya pada masa lalu saya yang hampir mirip dengan beliau. Lalu beliau juga bercerita bahwa bangku kuliah yang diambil sekarang adalah hasil dari kenekatanya 3 tahun yang lalu. Ceritanya setelah 6 bulan bekerja selepas SMA, beliau memaksa kedua orang tuanya bahwa beliau ingin kuliah. Orang tuanya menyetujui namun menyarankan untuk kuliah di kota Bandung, namun beliau enggan. Alasannya simpel, banyak temannya disana dan kurang bisa mendapat teman-teman baru dan suasana baru katanya.

Beliau merasa, Jogja adalah tempat yang tepat untuknya menimba ilmu. Selain banyak bertemu orang baru, juga suasana yang cukup berbeda. Akhirnya tahun berikutnya beliau memutuskan untuk pergi ke Jogja dengan uang saku dari hasil kerjanya yang beliau rasa telah cukup. Beliau menuju ke Jogja dengan menaiki Kereta Api. Katanya "Pokoknya ke Jogja dulu". Setelah turun di Stasiun Lempuyangan, beliau kemudian baru memilih tempatnya menimba ilmu berikut dengan jurusannya. Beliau pilih jurusan rekam medis di salah satu politeknik di Jogja.

Saya berfikir, sesimpel itu ya? Dan sekarang beliau sudah sidang, tinggal menunggu wisuda. Masyaallah, memang luar biasa hal ini bisa saya ketahui.
spacer